Metode ekspositori
Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan
memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep materi
pelajaran serta memberikan contoh-contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk
ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa mengikuti pola yang
ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan metode ekspositori merupakan
metode pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa
secara langsung.
Penggunaan
metode ini siswa tidak perlu mencari dan menemukan sendiri fakta-fakta, konsep
dan prinsip karena telah disajikan secara jelas oleh guru. Kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori cenderung berpusat kepada
guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi pembelajaran secara
terperinci tentang materi pembelajaran. Metode ekspositori sering
dianalogikan dengan metode ceramah, karena sifatnya sama-sama memberikan
informasi.
Pada umumnya guru lebih suka menggunakan
metode ceramah dikombinasikan dengan metode tanya jawab. Metode ceramah banyak
dipilih karena mudah dilaksanakan dengan persiapan yang sederhana, hemat waktu
dan tenaga, dengan satu langkah langsung bisa menjangkau semua siswa dan dapat
dilakukan cukup di dalam kelas. Popham & Baker (1992 : 79) menjelaskan
bahwa setiap penyajian informasi secara lisan dapat disebut ceramah. Penyajian
ceramah yang bersifat formal dan biasanya berlangsung selama 45 menit maupun
yang informal yang hanya berlangsung selama 5 menit. Ceramah tidak dapat dikatakan
baik atau buruk, tetapi penyampaian ceramah harus dinilai menurut tujuan
penggunaannya.
Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2000 : 13)
metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajara dengan komunikasi lisan.
Metode ceramah lebih efektif dan efisien untuk menyampaikan informasi dan
pengertian. Margono (1989 : 30) mengem,ukakan bahwa metode ceramah adalah
metode mengajar yang menggunakan penjelasan verbal. Komunikasi bersifat satu
arah dan sering dilengkapi dengan alat bantu audio visual, demonstrasi, tanya
jawab, diskusi singkat dan sebagainya. Lebih lanjut Hasibuan dan Moedjiono
(2000 : 13) mengemukakan bahwa agar metode ceramah efektif perlu dipersiapkan
langkah-langkah sebagai berikut: a) merumuskan tujuan instruksional khusus yang
luas, b) mengidentifikasi dan memahami karakteristik siswa, c) menyusun bahan
ceramah dengan menggunakan bahan pengait (advance organizer), d)
menyampai-kan bahan dengan memberi keterangan singkat dengan menggunakan papan
tulis, memberikan contoh-contoh yang kongkrit dan memberikan umpan balik (feed
back), memberikan rangkuman setiap akhir pembahasan materi, e) merencanakan
evaluasi secara terprogram. Metode retitasi adalah metode pembelajaran yang
lebih dikenal dengan istilah pekerjaan rumah, meskipun sebutan ini tidak seluruhnya
benar. Metode tanya jawab digunakan bersama dengan metode ceramah, untuk
merangsang kegiatan berfikir siswa, dan untuk mengetahui keefektifan
pengajarannya, sebagai mana diutarakan Popham & Baker (1992 : 89).
Penerapan metode tanya jawab guru dapat mengatur bagian-bagian penting yang
perlu mendapat perhatian khusus.
Dalam proses pembelajaran dengan metode
ceramah harus peka terhadap respon siswa. Skiner dalam Driscoll (1994 : 30)
menjelaskan bahwa diskripsi hubungan antara stimulan dan respon tidaklah
sesederhana yang diperkirakan, melainkan stimulan yang diberikan berinteraksi
satu dengan lainnya, dan interaksi ini artinya mempengaruhi respon yang
diberikan juga menghasilkan berbagai konsekwensi yang akan mempengaruhi tingkah
laku siswa. Untuk menciptakan terjadinyan interaksi, menarik perhatian siswa
dan melatih keterampilan siswa, metode ceramah biasanya dikombinasikan dengan
metode tanya jawab dan pemberian tugas. Resitasi atau tugas dapat pula
dikerjakan di luar rumah ataupun di dalam laboratorium. Pasaribu mengemukanan
bahwa metode resitasi mempunyai tiga fase, yaitu : a) guru memberi tugas, b)
siswa melaksakan tugas, dan c) siswa mempertanggung-jawabkan pada guru apa yang
telah dipelajari (Sutomo, 2003: 45).
Menurut Sujadi (1983 : 3), di dalam pembelajaran
matematika penggunaan metode ceramah dan tanya jawab tersebut masih ditambah
dengan pemberian contoh-contoh berupa gambar-gambar, model bangunan, dan contoh
rumus-rumus beserta penggunaannya. Guru menjelaskan materi dengan bantuan
gambar atau model, untuk mempermudah penanaman konsep bangun datar dan ruang.
Percival dan Elington dalam Yeni
Indrastoeti S.P (1999 : 43) menamakan model konvensional ini dengan model
pembelajaran yang berpusat pada guru (the Teacher Centered Opproach). Dalam
model pembelajaran yang berpusat pada guru hampir seluruh kegiatan pembelajaran
dikendalikan penuh oleh guru. Seluruh sistem diarahkan kepada rangkaian
kejadian yang rapi dalam lembaga pendidikan, tanpa ada usaha untuk mencari dan
menerapkan strategi belajar yang berbeda sesuai dengan tema dan kesulitan
belajar setiap individu.
Somantri (2001 : 45) membedakan metode
ekspositori dan metode ceramah. Dominasi guru dalam metode ekspositori banyak
dikurangi. Guru tidak terus bicara, informasi diberikan pada saat-saat atau
bagian-bagian yang diperlukan, seperti di awal pemebelajaran, menjelaskan
konsep-konsep dan prinsip baru, pada saat memberikan contoh kasus di lapangan
dan sebaginya. Metode ekspositori adalah suatu cara menyampaikan gagasan atau
ide dalam memberikan informasi dengan lisan atau tulisan.
Menurut Herman Hudoyo(1998 :
133) metode ekspositori dapat meliputi gabungan metode ceramah,
metode drill, metode tanya jawab, metode penemuan dan metode peragaan.
Pentatito Gunawibowo (1998 : 6.7) dalam pembelajaran menggunakan metode
ekspositori, pusat kegiatan masih terletak pada guru. Dibanding metode ceramah,
dalam metode ini dominasi guru sudah banyak berkurang. Tetapi jika dibanding
dengan metode demonstrasi, metode ini masih nampak lebih banyak.
Kegiatan guru berbicara pada metode
ekspositori hanya dilakukan pada saat-saat tertentu saja, seperti pada awal
pembelajaran, menerangkan materi, memberikan contoh soal. Kegiatan siswa tidak
hanya mendengarkan, membuat catatan, atau memperhatikan saja, tetapi
mengerjakan soal-soal latihan, mungkin dalam kegiatan ini siswa saling
bertanya. Mengerjakan soal latihan bersama dengan temannya, dan seorang siswa
diminta mengerjakan di papan tulis. Saat kegiatan siswa mengerjakan latihan,
kegiatan guru memeriksa pekerjaan siswa secara individual dan menjelaskan
kembali secara individual. Apabila dipandang masih banyak pekerjaan siswa belum
sempurna, kegiatan tersebut diikuti penjelasan secara klasikal.
Pendapat David P. Ausebul dalam Pentatito
Gunowibowo (1998:6.7) menyebutkan bahwa metode ekspositori merupakan cara
mengajar yang paling efektif dan efisien dalam menanamkan belajar bermakna.
Selanjutnya Dimyati dan Mudjiono (1999:172) mengatakan metode ekspositori
adalah memindahkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa.
Peranan guru yang penting adalah 1) menyusun program pembelajaran, 2) memberi
informasi yang benar, 3) pemberi fasilitas yang baik, 4) pembimbing siswa dalam
perolehan informasi yang benar, dan 5) penilai prolehan informasi. Sedangkan
peranan siswa adalah 1) pencari informasi yang benar, 2) pemakai media dan
sumber yang benar, 3) menyelesaikan tugas dengan penilaian guru.
Dari beberapa pendapat di atas, bahwa
metode ekspositori yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengobinasikan
metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Pemberian tugas diberikan guru
berupa soal-soal (pekerjaan rumah) yang dikerjakan secara individual atau
kelompok. Adapun hasil belajar yang dievaluasi adalah luas dan jumlah
pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang dikuasai siswa. Pada umumnya alat
evaluasi hasil belajar yang digunakan adalah tes yang telah dibakukan atau tes
buatan guru.
0 komentar:
Posting Komentar